![]() |
warga mendemo pemilik pemotongan sapi |
Krian (Delta Xnews.online) - Tempat pemotongan sapi yang diduga ilegal, di pemukiman warga RT 08 RW 04 Desa Tropodo Kecamatan Krian, Sidoarjo, didemo warga, Rabu (22/4) malam. Pasalnya, tempat pemotongan sapi ini menurut warga kerap kali menimbulkan bauh menyengat yang tak sedap. Dan sisa darah dari pemotongan sering tercecer, saat sapi-sapi yang baru selesai dipotong diangkut keluar melewati pemukiman warga.
"Warga tak melarang jika kandang ini digunakan untuk menggelonggong sapi, yang penting jangan dipotong disini," cetus salah satu warga saat demo protes kepada pemilik kandang.
Menurut warga RT 08 Supraptono Yuono, lokasi tempat pemotongan atau kandang sapi yang digunakan untuk praktik menggelonggong ini lokasinya berdekatan dengan tempat ibadah warga, sehingga suara bising dari proses penggelonggongan dan bau dari lokasi tersebut sering mengganggu warga saat sedang ibadah, khususnya di saat ibadah di bulan ramadan.
Kepala Desa Tropodo, Haris Iswandi mengatakan, pihaknya berusaha mencarikan solusi yang terbaik antara warga dan pihak pemilik kandang atau potongan sapi ini. Kata dia, bagaimana caranya supaya pemilik kandang ini bisa jalan dan warga juga jalan tidak terjadi ganggunan.
"Namun permintaan warga itu, tetap terfokus pada pemotongan sapinya, kalau untuk masalah penggemukan atau yang bahasa kasarnya saya sebut penggelonggongan, bagi warga itu tidak masalah," kata Haris.
Kades Haris juga menyebut, bahwa pemotongan sapi yang mulai berdiri sekitar 8 bulan lalu ini tidak memiliki izin. Bahkan dengan terang dia memastikan jika kadang sapi yang dipergunakan untuk pemotongan dan penggelongan sapi ini sepenuhnya adalah ilegal.
"Saya pastikan 100 persen ilegal, ceritanya panjang jika harus saya jabarkan," tandas Haris.
Pemilik potongan sapi, Isbir mengaku jika kandang yang disewanya dari warga setempat itu, ia gunakan itu untuk menggelonggong sapi yang sekaligus dipotong. Bahkan dia mengatakan, alasan melakukan penggelonggongan dengan cara memasukan air melalui selang yang dimasukan kemulut sapi itu, hal ini katanya untuk memudahkan proses pemotongan.
"Biar mudah aja untuk memotongnya," katanya.
Sementara untuk melerai terjadinya demo antara warga dengan pemilik kandang yang sempat bersih tegang itu, kepolisian memediasi kedua belah pihak ke kantor balai desa setempat. Pihak kepolisian akan mengundang jajaran Forkopimka untuk berkoordinasi dengan pihak dinas terkait. Khususnya dinas perizinan, dinas lingkungan hidup. Juga pihak MUI untuk memastikan kehalalan hasil pemotongan sapi tersebut.
"Tempat pemotongan sapi ini memang sudah menjadi pembahasan di kabupaten, dalam waktu dekat ini pihak dinas terkait sudah membentuk tim investigasi untuk mencari faktanya, guna memastikan setatus tempat pemotongan sapi ini. Jadi saya harap warga sabar menunggu," tegas Kapolsek Krian, Kompol Mukhlason.
Reporter : Handoko
Editor : bw

